Asal - usul Kelompok Informasi Masyarakat


Informasi menjadi “barang” yang paling berharga saat ini dan menjadi “alat” untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Untuk memperoleh dan mengelola informasi butuh partisipasi aktif dari masyarakat itu sendiri. Diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat dengan mengenalkan tata cara berkomunikasi dengan masyarakat (communication with the people) bukan lagi komunikasi untuk masyarakat (communication for the people).

Dengan latar belakang tersebut maka dibentuklah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang merupakan konsep alternative dalam mengatasi hambatan informasi di lingkungan masyarakat
, terutama masyarakat pedesaan. KIM adalah suatu lembaga layanan publik yang dibntuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat yang secara khusus berorientasi pada layanan informasi dan pemberdayaan masyarakat sesuai kebutuhannya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai leading sec
ktor pembangunan di bidang Teknologi informasi memiliki kewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap KIM yang saat ini sudah mencapai lebih dari 5000 kelompok di Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 28-29 April 2010, Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi (SKDI) Kementerian Kominfo mengadakan bimbingan teknis aktivitas Kelompok Informasi Masyarakat di Provinsi Bali. Bimbingan Teknis ini menghadirkan 3 (tiga) orang narasumber yaitu:
a. Drs. Gun Gun Siswadi, M.Si. (Direktorat Kelembagaan Komunikasi Sosial - SKDI)
b. Halomoan Harahap (Dosen Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta)
c. Indriyatno Banyumurti (Konsultan TIK dan e-Government dari PT. Chelonind Integrated-Bandung)

Drs. Gun Gun Siswadi menyampaikan materi tentang Arah Pengembangan
dan Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Dalam presentasinya dipaparkan peran KIM adalah untuk:
  • Mengelola Informasi mulai dari menyerap, mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan mendiseminasikan informasi kepada pihak yang berkompeten
  • Mengembangkan kualitas SDM masyarakat di bidang informasi agar menjadi insan informasi yang dapat diandalkan dalam pelaksanaan pembangunan
  • Menjembatani informasi antara masyarakat dan pemerintah dalam penyebaran informasi dan penyerapan serta penyerapan aspirasi

Pemberdayaan KIM ialah upaya memberikan penguatan agar KIM bisa melakukan aktifitas sesuai dengan fungsi umum KIM (generic) dan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat (kontekstual). Kebutuhan tersebut juga yang melibatkan berbagai elemen sosial, seperti: pemerintah (eksekutif), partai politik, DPR/MPR (legislatif), penegak hukum (yudikatif), pengusaha, media massa, kelompok kepentingan (LSM) dan kelompok penekan (pressure group). Dipaparkan juga pembagian peran dari penyelenggara pengembangan dan pemberdayaan KIM, baik dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta peran elemen masyarakat lainnya seperti swasta, media massa dan lembaga masyarakat.

Untuk meningkatkan kinerja pengembangan dan pemberdayaan KIM, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota wajib melakukan evaluasi secara langsung dan berkala terhadap keberdaan dan peranan KIM. Hasil evaluasi memuat kegiatan pengembangan dan pemberdayaan yang telah dilaksanakan. Bentuk kegiatan pemberdayaan yang dapat dilakukan diantaranya:
- Menerbitkan & mendistribusikan berbagai referensi;
- Pelatihan dan pendidikan SDM;
- Mengikutsertakan KIM dalam kegiatan pemerintah;
- Mengembangkan jaringan antar KIM;
- Membuka jaringan KIM ke institusi terkait;
- Mendistribusikan bahan informasi untuk KIM;
- Pengenalan dan peningkatan pemahaman dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Sementara narasumber ke dua, Bpk. Halomoan Harahap, memberikan materi tentang bagaimana Aktivitas Kelompok Informasi Masyarakat. Sesuai dengan Peran KIM diatas maka aktivitas KIM dalam pengelolaan informasi adalah sebagai berikut:

  • Akses Informasi: mengenali kebutuhan kelompok, memecahkan masalah dengan mencari informasi dari berbagai sumber, memilah informasi berdasarkan bidang masalah, mengolah informasi, menyimpan informasi

  • Diskusi Informasi: menyusun urutan masalah, merumuskan masalah tersebut, menguraikan secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan untuk menindaklanjuti isi informasi

  • Implementasi: menerapkan informasi, menerapkan keputusan dalam tindakan, melakukan monitoring, evaluasi serta tindak lanjut

  • Networking: upaya menjalin hubungan dengan lembaga formal (pemerintah, perbankan, DPRD dan swasta) maupun informal (asosiasi profesi,LSM, mediakomunitas dan kelompok lain)

  • Diseminasi: menyebarluaskan informasi dengan didukung sejumlah keterampilan

  • Aspirasi: Dalam pertemuan, pengurus KIM mengajak anggota masyarakat untuk menyampaikan persoalan-persoalan yang dihadapi, Usulan-usulan serta harapan-harapan
Semua peran tersebut dapat disingkat menjadi ADINDA. ADINDA menciptakan sistem komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat sehingga dapat tercipta suatu masyarakat yang berdaya.
Selanjutnya pembicara ketiga, Indriyatno Banyumurti, memaparkan tentang Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi Kelompok Informasi Masyarakat. Penggunaan teknologi informasi dalam penyebaran informasi dapat menghilangkan batas ruang dan waktu. KIM Gatra Wahana dari Desa Tegal Linggah Kab. Karang Asem telah mencoba untuk memanfaatkan Teknologi Informasi ini dengan membuat blog serta web yang berisi tentang aktivitas KIM dan juga promosi produk. Untuk aktivitas KIM bisa dilihat di tegallinggah.wordpress.com

sedangkan untuk promosi produk menggunakan situs www.organikbali.com. Melalui situs organikbali.com tersebut, KIM Gatra Wahana telah berhasil mempromosikan produknya ke luar Bali dengan biaya murah, terbukti dengan adanya pesanan padi organik dari Jawa Timur dan Jawa Barat.

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan ketika membangun suatu web:

  • Audience: tetapkan target pembaca yang akan membaca web kita, ini akan mempengaruhi desain web, gaya bahasa yang digunakan, dan sebagainya.

  • Content: isi web haruslah bermanfaat, memuat informasi yang dibutuhkan oleh target pembaca kita.

  • Interactivity: bangun komunikasi interaktif dengan pembaca kita, siapkan fitur dimana pembaca dapat menuliskan pesan atau minimal sertakan alamat email sehingga mereka dapat dengan mudah menghubungi kita.

  • Usability: halaman-halaman yang terdapat dalam web seharusnya dapat berfungsi semua dan menyajikan informasi yang relevan.

  • Innovation: Inovasi diperlukan untuk dapat membuat kita terus “hidup”. Kita harus terus memikirkan bagaimana kita membuat web yang kita bangun dapat menarik pengunjung sebanyak mungkin.
Selain itu, ada beberapa hal yang dapat membuat orang kabur ketika membuka web kita diantaranya (donnybu, 2007):
• Banyak halaman yang belum selesai
• Tidak interaktif
• Minim data kontak
• Memuat informasi yang tidak dibutuhkan pembaca (mis: mempromosikan boss)
• Terlalu banyak hiasan yang mengakibatkan web lambat diakses
• Tidak up-to-date/jarang diperbaharui
• Tidak nyaman dibaca

Untuk mengevaluasi web yang telah kita bangun, ada tools gratis yang disediakan oleh Google, yaitu Google Analytics ( dengan google ). Dengan menggunakan tools ini kita dengan mudah dapat melihat:
• Jumlah pengunjung yang membuka web kita tiap harinya
• Rata-rata lama kunjungan tiap orang
• Rata-rata jumlah halaman yang dibuka tiap kunjungan
• Kota dan negara asal pengunjung
• Darimana mereka masuk ke web kita
• Halaman yang paling banyak dikunjungi
• “Kata kunci” yang paling banyak digunakan di search engine (seperti Google dan Yahoo) untuk menemukan web kita
Dengan menggunakan tools ini, pemilik web akan dapat melakukan evaluasi terus menerus untuk meningkatkan kinerja dari webnya. Metoda-metoda seperti Search Engine Optimization, dapat digunakan untuk meningkatkan kunjungan (traffic) ke web kita melalui search engine.

Pemanfaatan TIK akan dapat membuat KIM meningkatkan perannya khususnya dalam pengelolaan informasi (mulai dari pengumpulan sampai penyebaran informasi), pengembangan kualitas SDM masyarakat di bidang informasi, dan menjembatani informasi antara masyarakat dengan pemerintah, swasta dan lembaga lainnya.